Berkomitmen untuk Mengembangkan Strategi Rehabilitasi Berbasis Masyarakat, Tim Peneliti Departemen Administrasi Publik Menyelenggarakan FGD bersama berbagai Pemangku Kepentingan

Tim peneliti dari Departemen Administrasi Publik FISIP UNY menyelenggarakan kegiatan Forum Group Discussion (FGD) yang merupakan bagian dari kegiatan penelitian yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Skema Penelitian Fundamental Reguler-BIMA) dengan berfokus pada pengembangan Community Based Rehabilitation (Rehabilitasi Berbasis Masyarakat/ RBM) bagi pemberdayaan penyandang disabilitas psikososial. Melalui penelitian ini, tim peneliti bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan yang dapat memperkuat sistem Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) di tingkat lokal, sekaligus menjadi model yang dapat dicontoh dan direplikasi di wilayah lain di Indonesia.

FGD ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menggali praktik baik dan berbagi pengalaman pengelolaan kelompok swabantu (Self Help Group/SHG) sebagai ujung tombak RBM serta tantangan yang dihadapi pemangku kepentingan dalam pengembangan RBM di Daerah Istimewa Yogyakarta. Adanya permasalahan kesehatan jiwa di masyarakat yang semakin kompleks, menuntut penerapan pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan agar pengembangan RBM menjadi lebih efektif dan berkelanjutan.

Kegiatan FGD dilaksanakan pada Rabu (10/9/2025) di Ruang Ki Hajar Dewantara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNY dan berlangsung mulai pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB. Kegiatan ini merupakan FGD tahap ke-4 yang dilakukan oleh tim peneliti setelah serangkaian FGD 1 - 3 dilaksanakan di wilayah Self Help Group di Kabupaten Kulon Progo, Sleman dan Gunung Kidul pada bulan Juli 2025.  Kegiatan FGD ini dipandu oleh tim peneliti Departemen Administrasi Publik yang diketuai oleh Utami Dewi, MPP, Ph.D dengan anggota Titis Dewi Anggalini, MPA dan Muhamad Nur Chozin, MPA.  Diskusi berjalan dinamis dengan sharing session tentang pengalaman di lapangan dari para pemangku kepentingan, serta refleksi bersama atas keberhasilan maupun kendala yang dihadapi selama menjalankan RBM di setiap wilayahnya.

FGD dalam kesempatan ini mengundang berbagai pemangku kepentingan mulai dari perwakilan Forum Kesehatan Jiwa (FKI) Kemantren Danurejan, Tim Pembina, Tim Pengarah dan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, Sleman, dan Gunungkidul, TPKJM Kapanewon Seyegan, perwakilan SHG, organisasi masyarakat sipil seperti YAKKUM, AMPUH dan SATUNAMA, serta organisasi penyandang disabilitas mitra. Kehadiran berbagai pihak tersebut telah memberikan tambahan informasi dan data pendukung penelitian karena diskusi berlangsung dalam suasana yang dinamis serta menghadirkan perspektif multi-level, baik dari sisi kebijakan, implementasi program, maupun pengalaman komunitas.

Lebih jauh, FGD ini juga menyoroti tantangan bagi pemberdayaan penyandang disabilitas psikososial seperti stigma negatif, keterbatasan pendanaan, serta perlunya dukungan regulasi yang lebih kuat dari pemerintah daerah. Hal ini menegaskan bahwa keberhasilan RBM tidak hanya bertumpu pada pendampingan komunitas, tetapi juga membutuhkan komitmen, keberlanjutan anggaran, serta integrasi lintas sektor. Dengan demikian, kolaborasi antara akademisi, pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan komunitas menjadi kunci penting agar model RBM ini dapat berjalan konsisten dan memberikan dampak dalam jangka panjang.

Dengan terselenggaranya kegiatan FGD ini, FISIP UNY berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam mendorong rehabilitasi berbasis masyarakat yang lebih partisipatif, inklusif, dan berorientasi pada pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas psikososial serta kelompok rentan lainnya.