Praktisi Mengajar Kajian Pariwisata dalam Perspektif Pendidikan dan Sosial di FISIP UNY

Departemen Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Yogyakarta (FISIP UNY) pada Selasa (27/5/2025) mengadakan kegiatan bertajuk “Praktisi Mengajar Kajian Pariwisata dalam Perspektif Pendidikan dan Sosial” yang berlangsung di Ruang Ki Hajar Dewantara. Acara yang dimulai pukul 09.00 hingga 11.00 WIB ini menghadirkan narasumber Sugeng Handoko, S.T., yang dikenal luas sebagai Penggerak Desa Wisata Nglanggeran, sebuah destinasi wisata yang mengedepankan pelibatan masyarakat lokal secara aktif serta pelestarian nilai-nilai budaya dan lingkungan sekitar.

Dalam kesempatan tersebut, Sugeng Handoko secara mendalam membagikan pengalamannya terkait proses pengembangan desa wisata yang tidak hanya berorientasi pada aspek ekonomi semata, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat serta integrasi nilai-nilai sosial dan pendidikan yang menjadi landasan utama keberlanjutan destinasi wisata tersebut. Sugeng menekankan pentingnya kesadaran kolektif masyarakat akan peran mereka dalam menjaga dan mengelola potensi wisata yang dimiliki desa, sehingga pariwisata yang dikembangkan dapat menjadi sumber kesejahteraan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan dan budaya lokal.

“Saya sangat meyakini bahwa pariwisata sejatinya bukan sekadar upaya menarik sebanyak mungkin pengunjung, melainkan juga bagaimana masyarakat setempat dapat menjadi pelaku aktif yang memperoleh manfaat nyata serta bertanggung jawab menjaga warisan budaya dan alam yang menjadi daya tarik utama,” ungkap Sugeng dalam sesi materi.

Dekan FISIP UNY, Dr. Rhoma Dwi Aria Yuiantri, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terlaksana kegiatan ini. Dr. Rhoma menegaskan bahwa menghadirkan praktisi yang berpengalaman di bidang pariwisata menjadi sebuah langkah strategis untuk memperkaya wawasan mahasiswa yang selama ini banyak belajar melalui buku dan teori di kelas. Ia menambahkan bahwa pengalaman langsung dari lapangan akan memberikan gambaran yang lebih nyata dan aplikatif, sehingga lulusan pendidikan nantinya tidak hanya memiliki pengetahuan akademis, tetapi juga pemahaman praktis yang mampu diaplikasikan dalam kehidupan nyata.

 “Kegiatan ini sangat penting karena memberikan mahasiswa kesempatan belajar dari pengalaman langsung praktisi, sehingga mereka dapat memahami bahwa menjadi seorang pendidik tidak hanya sekadar mentransfer ilmu, tetapi juga harus mampu memotivasi dan memberdayakan masyarakat secara luas. Ilmu yang didapatkan tidak boleh berhenti pada diri sendiri, melainkan harus dibagikan kembali untuk kebaikan masyarakat. Kami sangat berharap ke depannya kolaborasi antara akademisi dan praktisi seperti ini dapat terus diperkuat dan dikembangkan untuk menciptakan dampak yang lebih besar bagi masyarakat dan dunia pendidikan,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini, Departemen Pendidikan IPS berharap dapat memperkuat sinergi antara dunia akademik dan praktisi pariwisata, sekaligus menumbuhkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya pendekatan pendidikan dan sosial dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan. Interaksi langsung dengan praktisi diharapkan dapat membuka wawasan dan inspirasi baru, sehingga mahasiswa tidak hanya menjadi pengamat, tetapi juga menjadi agen perubahan yang berkontribusi secara nyata dalam pembangunan pariwisata di Indonesia. (SP)