Kritik Tentang Ketimpangan di Dunia Pendidikan Melalui Video Pembelajaran

Selasa, 17 Juni 2025, Mata Reya dan Aksa berkaca kaca ketika melihat papan pengumuman siswa eligible. Rasa marah dan kecewa menjadi satu diantara keduanya. Mereka merasa dipermainkan oleh sistem persekolahan yang tidak adil. Itulah sinopsis singkat dari video pembelajaran berjudul “Riot of Truth” yang diputar dalam sesi acara pameran bertajuk “Media Expo #3”. Video ini sendiri merupakan salah satu hasil pengkaryaan dari mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi UNY Angkatan 2023. 

“Awalnya kita bersepakat untuk membawakan video pembelajaran dengan tema gejala sosial, dimana di dalam gejala sosial, ada bagian yang membahas tentang penyalahgunaan kekuasaan,” ujar Donya Gabriella, sutradara dari video ini. 

Ia menjelaskan, dirinya serta tim produksi mengambil latar persekolahan dengan alasan kedekatan penonton (siswa SMA) dengan isu yang dibawakan. Dimana ia memasukkan unsur kelas sosial, hingga sistem rangking serta kunci jawaban ujian yang diperjualbelikan. 

“Kita pengin ngasih tahu, kasus kasus semacam ini masih sering terjadi di sistem pendidikan kita,” tambahnya.

Sebagai sutradara, Donya sendiri sempat mengalami keraguan untuk mengambil peran sebagai sutradara. Sikapnya yang idealis juga menghambat proses pengerjaan video. Selain itu, tim produksi juga sempat menemui kendala berupa sikap pasif dari teman teman kelas, sehingga memperlambat proses produksi. 

“Proses produksi video kami sendiri memakan waktu 2 minggu lebih 2 hari,” ungkap Donya.

Menurut Donya, teman-teman seangkatannya dianggap cukup berani dalam membawakan isu-isu sosial dalam video pembelajaran, apalagi untuk dikenalkan di sekolah SMA. Hal ini memiliki sisi positif berupa sikap kritis yang ditumbuhkan lewat video pembelajaran ini. Selain itu, lewat atensi siswa SMA terhadap video pembelajaran yang dibawakan, ia berharap mereka mampu menganalisis serta mengidentifikasi gejala sosial di sekitar dalam keseharian serta bisa menemukan sisi kritis sebagai respon atas gejala sosial tersebut. 

“Lewat video pembelajaran yang dikonsep menjadi film pendek seperti ini, aku berharap mereka mampu menangkap pesan yang dibawakan dan mulai mengaplikasikan perspektif ala sosiologi,” pungkasnya. (Iqbal Fauzi Abadi)
 

Tags: